Senin, 14 Desember 2009

Orang Siak : Simbol Yang Hilang

Mengangkat topik Orang Siak sebagai simbol yang hilang agaknya tidak terlalu emosioanl dalam mengagung agungkan kejayaan masa lalu.Apa lagi simbol tersebut adalah simbol yang baik Ini sejalan dengan diskusi dosen IKIP Muhammadiyah Jakarta ditahun 1990.Pada kesempatan itu dengan nada sendu Profesor Doktor Muhammad Yunan Yusuf dengan nada sendu mengatakan ungkapan Orang Siak kini mulai hilang.Padahal,kata dia sesungguhnya adalah simbol integritas prmimpin masyarakat yang merupakan sinonim kata Ulama dikalangan masyarakat Melayu. Masih menurut Yunan Yusuf, dalam sejarahnya ungkapan itu popular masa abad 19 hingga abad 20 yang sejalan dengan kekemegahan kerajaan Melayu dari Kesultanan Siak Bahkan menjadi ungkapan yang sangat terkenal pada zaman lalu.Namun sangat terkesan, kata dia, kini konsep orang Siak sebagai simbol yang hilang Apa yang dikatakan oleh Yunan Yusuf diatas agaaknya sudah tepat mengingat pelabelan Orang Siak merupakan simbol yang diakui dimasa lalu.Lebih dari sekadar arti konsep asal kelahiran,penduduk biasa. Tegasnya orang Siak dalam arti asosisitif social yang dirujukan pada orang dalam kapasitas seorang yang alim,ulama.Misalnya ada kata kata dalam masyarakat, tanyakanlah hal itu kepada orang Siak. Mintalah keputusan kepada orang Siak.Atau mintalah orang Siak sebagai penceramah Ringkas kata, posisi orang Siak begitu sentral dalam kehidupan masyarakat masa lalu. Sekarang? Tampaknya tidak banyak yang terpengaruh oleh simbol demikian seperti halnya yang mempengaruhi Yunan Yusuf Disamping ia memang terlibat mendalami bacaan literature lama sehingga menjadikan dia faham benar nuansa substansial dari ungkapan tersebut Menurut hemat kita, tentu sangat disayangkan Syukurlah,kita diingatkan oleh Muhammad Yunan Yusuf dalam kapassitasnya Guru Besar dalam Ilmu Tafsir Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Sesungguhnya salah satu sisi makna orsinilnya orang Siak sebagai Ulama, sudah bergeser.’Kini orang Siak adalah penduduk atau orang yang tinggal Kabupaten Siak di Provinsi Riau.Sehingga sebutan tersebut sudah biasa dan kehilangan essensi substansialnya Ada sinonimnya kata orang Siak dengan kata Ulama di Minanagkabau dalam makna sejatinya yaitu orang yang alim berpengarahuan luas dalam masalah Agama islam dan masih dipergunakan hingga kini.Meskipun ada istilah Syekh,yang pernah dipergunakan menggandeng kata Ulama,namun kemudian domonasi kata Ulama masih terasa sekali Akan hal istilah orang Siak agaknya menarik untuk dikaji kembali,Hak ini mengingat nuansa Siak sebagai konsep territory dan Siak sebagai konsep keagamaan Mungkinkah aspek demikian diangkat kembali menjadi wawasan mengisi masa depan dalam persfektif masyarakat yang modern dan maju. Kalau mungkin apakah yang bisa di lakukan dimasa dekat ? Menjawab mungkin dilkasanakan atau tidak, penting kita sepakati terlebih dahulu bahwa konsep orang Siak,sinonim dengan keulamaan orientasi masjid dan surau.Kajian dari faham kegamaan tentang ibadah dan ketauhudan serta ilmu faraid dan tafsir Yang kedua.adanya kesadaran terhadap konsep orang Siak suai dengan kondisi kini dan merupakan rasa krinduan kita pada kehidupan hakiki.yang mencerahkan Ketiga, melaksanakan konsep tsb merupakan semangat intelelektual kita memandang karya besar yang ditorehkan para pendahulu kita mengiringi gerak sejarah dengan peran ulama dan penguasa pemerintahan (sultan).Bisakah terulang kebesaran sejarah ini.Bisakah lilit bekelindannya komunitas yang beragama itu? Belajar dari pemikiran besar, para pemikir, tentu bisa kita jawab bahwa sejarah itu bisa berulang.meski strukurutnya berbeda. \ Sejarah itu adalah estafet kata sejarawan. Oleh sebab itu maka mengamngkat orang Siak sebagai kebangkitan bukan mustahil.Sudah terdapat peluang dan media yang mungkin mendukung kebangkitan tersebut. Menueut Jeffry dalam bukunya Do it pergerakan itu adalah mengandung (1) satu persambungan dan (2) kematian. Bagian penngal pertama dari pergerakan adalah intelektual radikal pencetusan gagasan yang terang benderang.ini sudah dilaksanakan para pendahulu Bagian penggal kedua dia harus perubahan yang lama kelamaan menjadi tenggelam karena menjadi menjadi establish. Disitulah pergerakan menjadi mati Jefry Rubin, demikain nama lengakapnya ia tidak ingin mati “otang hatus tahu,katanya, siapapun harus mau memikirkan kehidupan pribadinya dengan memelihara image pribadinya diihadapan publik ٌُ Tetapi,kata Jrfry Rubin lagi bagaimana menghubungan idealisme dan establismen. Seperti tidak mungkin dan itulah kematian.Demikian Jefry Rubin Dalam pandangan Islam sejarah itu adalah peredaran masa antara manusia. Ada pasang surut dan ada pasang naik dalam posisi manusia. Jadi selalu ada perubahan dan perubahan itulah yang kekal. Maka adanya pertanyaan, bisakah peran orang Siak berulang. Jawabannya tidaklah suatu yang mustahil, asalkan muncul kesadaran bagi arti dan makna dari simbol tersebut.Mengutip Jefry Rubin dalam menghubungkan idealisme dengan semangat perubahan. Alangkah indahnya suatu kejayaan kembali menjelma menngisi masa yang kita nantikan. Kerinduan kita terhadap karya yang menghidupkan hati nurani keimanan dan keluhuran budi. Artinya .jika kerinduan kita terhadap wujud Riau yang berjaya dalam budaya dan ekonomi pada hakikatnya adalah pengejawantahan konsep orang Siak yang sudah memudar dalam lipatan sejarah Bila kini kita berharap, dalam persfektif sejarah sperti tersebut diatas,tidak lain dari pada kesadaran kita, bahwa kehiudapan sejati ada dalam proses sejarah yang berubah dan dalam hati nurani yang imani serta keluhuran akhlak. Semoga..

0 komentar :