Senin, 21 Desember 2009

Menimbang Orientasi Muhammadiyah Yang Pro Kaum Lemah

Menimbang orientasi Muhammadiyah pro kaum lemah,menarik untuk dibahas. Sebab ada pandangan yang datang dari kaum tridisional Muhammadiyah bahwa oganisasi tersebut terlalu elitis, cocok untuk orang perkotaan Mungkin tidak terlalu keliru. Oleh sebab dalam fakta orientasi Muhammadiyah amat kentara pada masyarakat urban,perkotaan.Padahal masyrakat desa jumlahnya lebih banyak. Jika orientasi kaum elit seperti ini diteruskan dengan orientasi ,perkotaan, bukan hanya timpang, malahan juga tidak adil,Yang berarti juga akan membawa image, Muhammadiyah kurang pro masyrakat bawah. Tak pelak lagi bahwa memang benar dan mendesak pembelaan terhadap kaum yang lemah itu Yaitu mereka yang terletak pada strata bawah Masyrakat desa yang hidup sebagai petani dan nelayan. Mereka kekurangan pangan untuk hidup,karena musim yang tidak bersahabat pada petani,juga petani tidak lagi punya tanah tempat bertanam, lahan sudah terjual Sementara orang kota,mereka kuat karena ada modal,ada ketrampilan serta pengetahuan.Mereka punya instrumen untuk kehidupan mereka dan keluarga.Mereka inipun mendapat pembelaan dari pemerintah Mminjam kata seorang perwayangan, pro yang lemah itu adalah kestria sementara pro kepada kaum yang elit, kuat adalah kerdil. Tidak bisa dimungkiri orientasi keperkotaan sebagaimana umunya masyrakat sekarang ini membawa pula Muhammadiyah terlibat didalamnya. Pedesaan dalam hal ini bukan inti.melainkan pendukung.Sebab yang dibangun habis habisan itu adalah kota.Kota dipenuihi gedung megah,sarana listrik yang kemilau, sarana rekreasi yang banyak, Kita menyaksikan dengan mata telanjang banyaknya gedung uamg menyeruak kota besar,seperti Jakarta,Medan, Surabaya Bandung dlsbnya.Untuk sebuah gedung berlantai 40 bisa berapa investasi yang ditanam disitu,tidak sebanding dengann membangun jalan dan listrik pedesaan.Begitu pembangunan sarana telekomunikasi yang jumlahnya sangat besar Itu semua diinvestasi untuk perkotaan, Tidak dipedesaan. Maksudnya investasi atau pembangunan itu adalah untuk 20 percent penduduk perkotaan.Hal itu menyisihkan 80 percent penduduk yang dipedesaan.Sekali lagi ini adalah orientasi pembangunan yang memihak kepada elit,kepada masyrakat perkotaan Bagaimana persoalan penduduk pedesaan yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia itu ? Dimana posisi Muhammadiyah ? Kita bukan anti dan menolak perkotaan untuk dibangun.karena bangsa ini merupakan besaran kota dan desa. Yang menjadi point kita adalah orientasi pembangunan yang berkeadilan,Jika saja ada pertimbangan yang adil,bahwa kota dan desa itu harus dibangun seimbang masalah oreintasi pro yang lemah itu tidak ada perlunya untuk kita bahas. Misalkanlah dalam perimbangan 60 berbanding 40. Pedesaan juga akan bangkit. sebagaimana perkembangan kota yang berjalan pesat.Dalam kenyataan kini, pedesaan menjadi tempat konsentrasi kalangan miskin dan tertinggal Bagaimanapun juga orientasi elit dan perkotaan bukanlah sejatinya dari Muhammadiyah.Meskipun secara fakta ada citra semcam itu, Alasan untuk menolak citra tersebut dapat dicari pada kerpribadian Muhamadiyah dan dari sejarah panjang gerakan dakwah Muhamamdiyah tsb. Kiyai Haji Ahmad Dalan sebagai pendiri Muhamadiyah, meletakkan dasa organsdisasi itu dengan penekanan membela anak yatim dan memberi makan orang miskin.Sehingga menjadi pasti bahwa arang miskin dan anak yatim itu bukanlah kalangan elit. Pijakan paham keagamaan semcam itu betul menjadikan Muhammadiyah pro kalangan miskin dan kaum yang lemah,Bukan yang lain Alasan kedua dari perkembangan Muhammadiyah membuat rumah sakit yang diolah dari kemampuan masyrakt untuk menolong diri mereka sendiri Dari paparan dimuka, citra Muhammdiyah pro elitt. meskipun itu ada faktanya, namun bukan orsinilnya gerakan Muhammadih.Mungkinsaja karean partisipasi Muhammadiyah ikut bersama kebijakan pemerintah, maka citra Muhammadiyah disamakan dengan orientasi kebijakan pemerintah, yang sudah tentu tidak sejalan dengan oreitasi dasar Muhamamdiyah dalam missinya. Dengan demikian oreintasi Muhammadiyah seyogyanya menyesuaikan dengan orientasi keumatannya dimana kalangan yang lemah berada. Tugas Muhaamadiya membela dan berjuang bersama kaum yang lemah itu hingga memperoleh kemenangan Artinya momentum Muktamar seabad Muhammadiyah,bisa menjadi sarana evaluasi apa yang telah dikerjakan Muhamamdiyah merujuk kepada cita cita Muhammadiyah. Menjalankan dan menegakkan Islam agar tercapai masyrakat Islam yang adail dan makmur dibawah keridhaan Allah SWT. Dengan kata lain. orientasi Muhammadiya kedepan tidak hanya pada masyrakat perkotaan dan kaum elit.melainkan masyrakat pedesaan yang nota bene adalah tempat kaum yang lemh.Ini juga merupakan bagian dari keharusan membela kaum yang lemah/Satu sikap yang kestria, heroik.Bukannya mengekor pada yang kuasa elit,dan kaya.Karena oreintasi kekuasaan yang demikian itu tak pantas untuk Muhammadiyah.Orientasi yang timpang yang kaya bertambah kaya yang miskin bertambah miskin.

0 komentar :